Selasa, 14 Juni 2011

Orang tua yang lebih mementingkan dunia dibanding akhirat



Semakin lama bumi semakin tua, seiring dengan tuanya itu perubahan pola hidup manusia pun semakin berubah. Kemajuan teknologi mempengaruhi pola fikir dan cara hidup manusia di muka bumi ini, menjadi lebih maju ???. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih kita bisa mengetahui kejadian di belahan bumi lain dalam hitungan menit. Bahkan kita bisa mengetahui perobahan pola fikir manusia di belahan bumi lain. Dari perubahan yang pantas untuk ditiru sampai yang tidak pantas untuk ditiru.

Salah satu pola fikir yang sangat berpengaruh terhadap hidup kita adalah 'Materialisme'. Cara berfikir dimana kita lebih cenderung lebih mengutamakan sesuatu yang bersifat materi. Lebih mengutamakan sesuatu yang bersifat nyata didepan mata, yaitu 'Dunia'. Dan mengabaikan sesuatu yang ghaib tetapi nyata, yaitu 'Akhirat'. Banyak dari kita-kita mengutamakan kepantingan materi semata, dunia semata, dan mengabaikan akhirat bahkan melupakanya. Dan itu juga terjadi pada para orang tua.

Banyak para orang tua lebih mengarahkan anak-anaknya bagaimana caranya mencari keduniawian. Tapi mereka seakan acuh tak acuh terhdap akhirat. Coba kita renungkan. Berapa lama waktu yang kita berikan kepada anak kita dalam sehari untuk sekolah di sekolah umum atau belajar pelajaran umum ? Dan berapa lama kita berikan waktu dalam sehari kepada anak kita untuk belajar agama ? Banyak dari orang tua lebih suka anaknya pintar matematika dibanding pintar membaca Al-Qur'an. Mari kita tanya diri kita masing-masing. Jika kita temukan anak kita malas untuk berangkat sekolah, apakah kita marah atau tidak ?. Dan, jika kita temukan anak kita malas untuk pergi mengaji Al-Qur'an, apakah kita marah ? Saya banyak menamukan orangtua akan marah jika anaknya malas sekolah tapi bersikap lunak jika anaknya malas pergi mengaji. Saya menemukan ada seorang santri dia disuruh cepat-cepat pulang oleh ibunya dengan alasan harus belajar karena besok ada ulangan. Padahal waktu untuk belajar ngaji hanya 1 jam. Itu menunjukkan bahwa si ibu itu lebih mengutamakan dunia dibanding akhirat. Lebih mengutamakan anaknya bisa lulus sekolah dibanding bisa lulus baca Al-Qur'an.

Yuk kita lihat contoh yang lain. Kita semua pasti tahu dunia apa yang lagi naik daun saat ini dinegara kita. Dunia tarik suara / dunia musik. Itulah yang sedang tumbuh-tumbuhnya di negara kita selain 'Dunia Koruptor'. Kita lihat ditelevisi, pagi-pagi disuguhin musik, sore hari disuguhin pergelaran musik, dan begitu juga dengan malam hari. Saya bukan bermaksud menyalahkan acara-acara ini. Tapi disini saya ingin memberitahukan betapa semua itu telah mempengaruhi pola fikir masyarakat kita. Banyak orangtua lebih senang kalo anaknya bisa nyanyi daripada bisa ngaji. Karena bakat menyanyi lebih menguntungkan secara materi dibanding bisa baca Al-Qur'an. Mereka rela mengeluarkan biaya agar anaknya ikut les menyanyi. Tapi hampir tidak pernah mereka mengeluarkan biaya untuk les mengaji ( sebenarnya saya tidak suka dengan kata 'les mengaji', tapi inilah fakta yang ada bahwa mengaji sudah bukan prioritas utama di kalangan materialistis). Dulu kita sering lihat di sebuah statsiun televisi ada sebuah program acara mencari bakat menyanyi, dan acara itu dimulai dari waktu maghrib. Lalu kapan waktu unutk belajar agama ??

Sistim pendidikan juga sepertinya ikut berperan membentuk masyarakat negeri ini menjadi masyarakat 'Materialisme'. Coba kita lihat di sekolah-sekolah umum, berapakah waktu yang disisihkan untuk pelajaran agama? Seingat saya waktu sekolah dulu cuma 2 jam dalam seminggu. Selebihnya adalah pelajaran-pelajaran 'Keduniawian'.

Kita sebagai manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt. kelak nanti di akhirat. Apa yang kita lakukan, yang kita peroleh, yang kita miliki, semua akan dimintai pertanggungjawabanya. Sebagai orang tua kita diberi amanah yang berupa anak. Bagaimana kita mendidik anak kita didunia, kita akan memetik hasilnya di dunia dan di akhirat nanti. Baik kita mendidik anak kita di dunia, maka Insyaallah kita akan mendapat kebaikan di akhirat kelak. Tapi sebaliknya, jika kita tidak mendidik anak kita dengan baik didunia, maka kecelakaan yang akan kita dapatkan diakhirat. Ingatlah jika kita mendidik anak kita dengan baik sesuai tuntunan agama, tatkala di akhirar kita temasuk orang yang tidak beruntung ( yaitu golongan ahli neraka), dan anak kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung ( ahli syurga), maka anak kita bisa mengangkat kita dari panasnya api neraka. Tapi sebaliknya, jika kita tidak memberikan pendidikan agama pada anak kita, kemudian kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung ( ahli syurga ), dan anak kita menjadi ahli neraka, maka anak kita akan menarik kita kedalam api neraka. Naudzubillahi mindzaalik.....

'' Agama tanpa dunia akan buta, dan dunia tanpa agama akan sesat ''

Wallahu alam......

Share this:

Related Posts
Disqus Comments