Selasa, 23 Agustus 2011

Tayangan-tayangan televisi yang diadukan di bulan Ramadhan

Banyak sekali acara di bulan Ramadhan yang disuguhkan secara khusus di bulan tersebut oleh media elektronik seperti televisi. Dari mulai film atau sinetron yang berbau religi, acara humor yang ditayangkan setiap waktu sahur dengan candaan yang khas ( dan terkadang bersifat melecehkan ), siraman rohani yang dikemas dengan berbagai cara seperti dalam konser band ( atau hanya sekedar pelengkap karena acaranya disuguhkan di bulan Ramadhan),dan masih banyak lagi.

Terlepas apa niat produser menayangkan acara-acara tersebut khusus di bulan Ramadhan. Banyak penilaian masyarakat terhadap acara-acara tersebut yang tentu sangat beragam. Suatu acara mungkin disukai oleh suatu masyarakat tapi mungkin bagi golongan masyarakat lain acara tersebut kurang pantas untuk ditayangkan khususnya pada bulan Ramadhan dengan beragam alasan. Seperti yang di lansir di sebuah laman berita elektronik Tempointeraktif.com KPI(Komisi Penyiaran Indonesia) mencatat setidaknya terdapat 107 keluhan yang diadukan masyarakat mengenai tayangan televisi di bulan Ramadhan ini. Dan setidaknya terdapat 5 tayangan televisi yang selama Ramadhan ini yang paling sering dikeluhkan oleh Masyarakat
.
Pertama, masyarakat paling sering mengadukan adanya tayangan azan magrib yang menampilkan iklan. Iklan sambil azan
membingungkan,
surat masyarakat menyatakan tayangan iklan saat azan mencampuradukan format isi siaran. Jadi, timbul ketidakpastian atas format isi siaran tersebut. Hal ini juga tidak sesuai dengan panduan Pedoman Perilaku Penyiaran Standar Program Siaran KPI. Dalam panduan tersebut dinyatakan bahwa suatu siaran harus menunjukkan penghormatan terhadap nilai dan ajaran agama.KPI telah memberi imbauan dan peringatan kepada sejumlah stasiun TV yang menayangkan iklan dalam azan. Stasiun TV yang dimaksud adalah TVOne (yang paling banyak diadukan), TransTV, SCTV, dan Global TV.
Mengenai hal ini, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrarur Niam mengatakan butuh kajian lebih dalam. Sebab keberadaan iklan tidak terkait langsung dengan keabsahan pelaksanaan azan. Ia menganalogikan, "Buku keagamaan yang di belakangnya ada cover iklan. Ini perlu dikaji lagi."

Kedua adalah tayangan Saatnya Kita Sahur.
Acara TransTV ini disebut KPI menyuguhkan
lawakan yang merendahkan. Hal itu terlihat dari ejekan Olga Syahputra kepada tokoh komedian lain di dalamnya, Minus, yang berasal dari Papua dan berwarna kulit gelap.

Ketiga adalah acara Sahur Semua Sahuuur.
Program siaran RCTI ini dipandang menampilkan lawakan yang tidak pantas. Misalnya, olok-olok Komeng kepada kondisi fisik Ucok Baba yang mungil.
Asrarur menanggapi, "Tentang aspek hujatan, makian, pendirian MUI sudah jelas (melarang)."

Keempat, Pemilihan Dai Cilik (Pildacil).
masyarakat menyayangkan jam tayang Pildacil yang melewati waktu salat. Jam tayang Pildacil saat salat tarawih,

kelima ditempati iklan oli Top 1 Action Matic. Iklan ini dinilai menampilkan gambar perempuan yang tidak layak tayang.


Kita semua berhak menyampaikan sebuah pendapat mengenai sebuah tayangan televisi, apakah kita anggap tayangan itu layak untuk ditayangkan atau tidak. Tapi yang terbaik adalah kita mengungkapkan sebuah pendapat bukan karena nafsu belaka tapi benar-benar karena kita menginginkan sesuatu yang baik bagi diri kita dan masyarakat. Terlebih jika kita yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, saya kira memang beberapa tayangan di televisi tidak pantas untuk ditayangkan. Seperti tayangan lawak yang disebutkan di atas, itu sangat tidak mendidik sama sekali bagi anak-anak. Memang benar hidup tanpa canda itu terasa hambar, membosankan, seperti sayur tanpa garam.. Tapi guyonan seperti apa dulu yang pantas di tayangkan atau pantas diungkapkan. Saya pribadi berpendapat, candaan yang menyangkut fisik seseorang adalah sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan.

Memang bagi sipelaku / si aktor itu hanyalah tuntutan akting dan mereka mungkin tidak menganggapnya serius ( walaupun dalam beberapa acara sejenis saya sering melihat ada aktor yang merasa tersinggung oleh ucapan lawan mainya). Tapi bagi penonton, tanpa disadari bahawa merekapun telah ikut mengolok-olok si aktor tersebut.
Mari kita renungkan,,ketika kita sedang menonton sebuah acara lawak yang didalamnya terdapat ucapan atau perbiuatan yang saling mengejek atau melecehkan.
Bagaimanakah reaksi kita ???
Pasti kebanyakan tertawa karena melihat tayangan itu.
Apakah yang kita tertawakan itu ???
Jawabanya ada dalam hati kita sendiri..
Pantaskah itu untuk ditertawakan ???
Jawab sendiri...

Share this:

Related Posts
Disqus Comments