Jumat, 11 November 2011

Yuk, kita belajar bersyukur !!

Alkisah seorang anak muda yang sedang bersedih hati, tengah duduk- duduk di sebuah taman. Dia menempati sebuah bangku yang hanya ada satu bapak tua saja disebelahnya. Anak muda tersebut kemudian mengajak si pak tua bercakap- cakap sambil melepas lelah dan menghangatkan suasana. Dia kemudian menceritakan tentang begitu banyak penderitaan serta kekurangan dalam hidupnya. Sesekali dia menangis sambil menyeka air matanya. Sungguh sangatlah berat beban di hatinya.

Setelah beberapa saat mereka menghabiskan waktu bersama, anak muda tersebut berkata kepada bapak tua, " Kau lebih tua dari pada aku, maka berilah aku ilmu tentang pengalaman hidupmu".

Si bapak itu hanya tersenyum, lalu dia berkata, "anak muda, bagaimana pendapatmu, kalau ada seseorang yang kaya, yang bersedia membeli matamu itu dengan harga berapapun yang kau mau? apa kau bersedia? " " Tidak, aku tidak akan mau, walau berapapun dia membayarku. Bukankah kesehatan itu jauh lebih berharga, pak tua?" Jawabnya tersebut bersemangat. "

Lalu bagaimana kalau dia mengganti pilihannya dengan membeli kedua kakimu? mungkin dengan harga yang lebih mahal lagi misalnya" Lanjut pak tua tersebut.

" Apa gunanya semua uang itu pak tua, kalau aku tidak bisa menikmati dunia ini karena aku pincang?. Aku tidak mau"

" Kalau tanganmu saja?"

"Tidak mau!" jawab si anak muda singkat.

"Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau dia membeli hatimu saja?" tanya pak tua sambil tersenyum.

" Pak tua, ada apa denganmu? aku meminta nasehatmu, malah kau menyarankan menjual organ tubuhku. Aku pasti tidak akan mau. Walaupun mereka membelinya dengan harga milyaran sekalipun."jawab anak muda tadi dengan sedikit marah.

Si bapak tua tertawa, serta geleng- geleng kepala melihat anak muda yang duduk di sebelahnya .
" Hay anak muda, jika kau sudah beroleh nikmat seharga milyaran dari Allah, lalu atas tujuan apa lagi kau masih mengeluh?
dimana rasa malumu pada Tuhanmu?.
Kau masih muda, kau masih mampu melakukan segalanya, kau kuat. Ingatlah, satu hal yang merenggut kesenangan dan kedamaian hidupmu, adalah keluhanmu dan rasa tidak bersyukurmu itu".

"Lalu...?" tanya anak muda tersebut dengan masih terbengong.

" Kesenangan itu tidak hanya sebatas harta dan materi semata. Sadarilah, bahwa keimanan, kesehatan, keluarga, kepandaian, ataupun teman yang baik, dan sebagainya adalah nikmat yang tidak terhingga. Allah memberi semua itu, bahkan saat kita tidak meminta sekalipun. Bukankan Allah itu sangat baik?. Maka syukurilah semua itu. Dan jangan hanya mengeluh".

Mendengar semua wejangan dari si bapak tua tersebut, si anak muda hanya terbengong tanpa bisa berkata apa- apa.

Dan belumlah selesai semua itu, sang bapak tua kemudian meninggalkan tempatnya duduk. Beliau berjalan dengan menggunakan tongkat karena ternyata beliau buta, dan hanya memiliki sebelah kaki saja. Saat mencoba berdiri, wajah beliaupun terlihat lebih pucat. Anak muda tersebut terperangah melihat keadaannya. Dan sebelum bapak tua itu benar- benar pergi, si anak muda bertanya,
" Kau tampak pucat, apa kau sakit?"

" Sudah 2 tahun ini, bapak sakit liver. Dan sudah sebulan lebih, setiap pagi bapak menghabiskan waktu disini, untuk sekedar menghibur diri. Dan kau tahu anak muda, walaupun keadaan bapak seperti ini, tapi bapak tidak mau marah pada Allah, malah sebaliknya bapak ingin selalu belajar bersyukur, bahwa sampai saat ini bapak masih diberi nafas, paling tidak untuk bisa tertawa ketika bersamamu tadi." Jawab pak tua dengan senyum.

Dan Beliaupun akhirnya meninggalkan si anak muda yang masih tetap terpaku dengan seribu satu pikiran yang ada di kepalanya.

(NayMa/Voa-Islam.com)


*************

Sobat blogger ponsel,,,,

Mudah-mudahan artikel di atas bisa menyadarkan kita semua untuk selalu mensyukuri apa yang telah Allah berikan pada kita. Janganlah hanya karena kita diberikan ujian yang tidak seberapa besar dibanding ujian yang diberikan kepada para Nabi Allah, kita menjadi orang yang lupa akn nikmat yang diberikan olehNya. Ingatlah Nabi Ayyub as, Beliau diberi cobaan oleh Allah subhanahuwataala dengan penyakit yang cukup lama, hingga habis semua daging dari tubuhnya, kecuali hatinya. Bahkan ketika istri Beliau as meminta kepada Beliau as agar memohon kepada Allah supaya disembuhkkan dari penyakit yang siseritanya, Beliau tidak mau, karena Beliau as merasa malu, karena Allah subhanahuwataala memberikan nikmat sehat sebelumnya yang begitu lama, Beliau malu, baru sebentar saja diberi ujian kemudian Beliau mengeluh,,,

Kita ingat pula, nabi Ibrahim as, Beliau as diberi ujian oleh Allah subhanahuwataala agar beliau mengurbankan putra Beliau as, yaitu nabi Ismail as,,,,

Kita juga ingat-ingat kembali, kanjeng nabi Muhammad sollallahu alaihi wasallam, yang adalah nabi kesayanganNya, dalam menyampaikan syariat Islam, Beliau sollallahu alaihi wasallam senantiasa mendapat ujian yang sangat berat. Tapi Beliau shallallahu alaihi wasallam tetap bersabar,,,,

Memang kita bukanlah nabi. Kita hanya manusia biasa. Tapi Allah subhanahuwataala memaparkan kisah-kisah para rasulNya di dalam Al-Qur'an adalah agar menjadi contoh buat kita. Bahwa, bahkan para rasulNya pun diuji olehNya, apalagi kita. Dan ujian itu ditimpakan olehNya untuk mengetes apakah para Rasul itu benar-benar mencintaiNYA.

Bukankah jika kita mencintai seseorang, maka kita akan menerima secara ikhlas apapun ujian yang diberikan oleh orang yang kita cintai itu, untuk membuktikan bahwa kita benar-benar mencintainya ?
Jika kepada manusia saja kita mampu untuk menjalaninya, maka kepada Allah subhanahu wataala, kita lebih pantas untuk menerima semua ujian yang Dia berikan kepada kita.

Kita renungkan bersama, oksigen yang kita hirup setiap detik, kita bisa hirup semau kita tanpa harus mengeluarkan biaya. Air hujan, yang dengan kuasaNya diturunkan dari langit, jatuh kebumi, dan kita nikmati air hujan itu semau kita, tidak sepeserpun kita keluarkan biaya.

Dan masih banyak lagi nikmat-nikmat yang Allah subhanahuwataala berikan pada kita, yang jika kita tuliskan satu persatu, maka tinta sebanyak buih dilautanpun tidak akan cukup untuk menuliskannya.

Jika kita ditimpa musibah, ingatlah selalu akan nikmat-nikmat yang telah dan masih diberikan oleh Allah subhanahuwataala kepada kita. Insyaallah, kita akan menjadi orang yang lebih banyak bersyukur,,

Mudah-mudahan musibah yang Allah subhanahuwataala turunkan kepada kita adalah sebuah ujian, bukan teguran, apalagi azab (naudzubillahimizaalik,,,)

Berhubung jempol sudah mulai pegel, jadi cukup sekian dulu hidanganya :D :D :D

wassalam,,, :r :r :r

Share this:

Related Posts
Disqus Comments