Kamis, 23 Agustus 2012

Bibiku, obati rinduku pada Ibu

Assalamu 'alaikum warohmatullohi ta'ala wabarokaatuh,,

Wilujeng wayahkieu sobat blogger ponsel,,

Ramadhan telah berlalu, mudah-mudahan sobat semua (yang beragama Islam yang menjalankan ibadah puasa) kembali dalam keadaan fitrah. Dan mudah-mudahan kita dipertemukan kembali oleh Allah subhanahu wata'ala dengan Ramadhan mendatang,,

Apa yang sobat lakukan di hari idul fitri, apakah berkumpul sama keluarga ? Atau berkumpul sama teman-teman ?

Pasti asik ya lebaran bisa kumpul sama keluarga, bercanda bersama, makan bersama,,, atau jalan-jalan bareng,,,

Di lebaran yang ke-5 ini, lagi-lagi saya gak bisa berkumpul sama keluarga. Hanya bisa mendengar suara mereka saja melalui ponsel. Karena saya masih ada di perantauan.

Tapi di lebaran ini ada yang berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya. Walaupun saya tidak bisa berkumpul dengan keluarga terdekat (ibu,bapak,kakak), Alhamdulillah saya bisa berkumpul dengan keluarga bibi saya. Kebetulan bibi saya sekarang pindah tempat tinggal ke Kalimantan ikut anak-anaknya, dan tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat saya bekerja.

Sebenarnya bibi pindah kesini dari Ramadhan tahun kemarin. Tapi saya gak berkumpul sama mereka, alasannya :
  1. Gak kebagian jatah cuti
    Karena banyak teman-teman yang mengambil cuti duluan, jadi atasan saya gak ngasih cuti. Akhirnya saya lebaran sambil dinas,,,

  2. Cemburu
    Sebenarnya saya ingin sekali berkumpul sama keluarga bibi saya, tapi ada ketakutan di hati saya. Saya takut justru itu akan membuat saya semakin kangen sama keluarga di kampung karena melihat kebahagian mereka saat berkumpul bersama. Walaupun sebenarnya bibi menganggap saya seperti anaknya sendiri, bukan hanya sekedar keponakan, tapi tetap, saat semuanya berkumpul (bibi + anak-anaknya + cucu-cucunya + menantu-menantunya) saya merasa tetap ''orang lain''.

  3. Tubuh belum 'fit'
    3 tahun yang lalu saya mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan tulang paha sebelah kanan saya patah. Dan sampai Ramadhan tahun kemarin, saya belum bisa lepas tongkat, jadi agak ribet jika melakukan perjalanan jauh. Terlebih karena kondisi jalan di Kalimantan yang masih berlobang, belum 50% di aspal. Saya takut itu berdampak pada kondisi kaki saya.


Tapi di tahun ini, saya lebaran bersama keluarga bibi saya. Alhamdulillah saya dapat jatah cuti selama 7 hari, sampai tanggal 29 Agustus (,,,waktu menulis artikel ini saya masih di rumah bibi saya,,,,), dan kondisi kaki sudah lumayan 'fit', sudah bisa jalan tanpa alat bantu, walaupun belum 80% normal.

Sebenarnya saya ragu untuk liburan di tempat bibi, karena rasa ''cemburu'' masih tetap ada. Terbersit dalam hati saya lebaran di perumahan perusahaan saja, ngumpul bareng teman-teman yang senasib,, jauh dari keluarga.

Tapi karena jauh-jauh hari saya sudah berjanji untuk liburan di temapat bibi, dan karena orang tua saya menyuruh saya untuk kesana, sayapun memutuskan untuk mengambil cuti dan berlibur di rumah bibi.

Rinduku sedikit terobati

Ketika sampai di rumah bibi, saya langsung disambut oleh bibi saya. Ketika saya melihatnya saya merasa seperti melihat sosok ibu saya. Karena sangat miripnya mereka. Dari postur tubuhnya, wajahnya yang ada tahi lalat di dekat hidung (,,cuma kalau ibu saya tahi lalatnya lebih dekat ke hidung, sementara bibi lebih dekat ke bibir,,), cara berpakainnya (,,pakain sederhana dengan atasan memakai baju kebaya yang sederhana, kebawah memakai kain sarung bercorak batik, dan bagian kepala selalu istiqomah memakai kerudung,,,).

Semakin lama saya di tempat bibi, saya semakin merasa berada di rumah sendiri, karena ada sosok bibi. Saking rindunya sama ibu, saya sering mengamati bibi. Saat dia tidur di depan TV, persis seperti saat ibu tidur di depan TV. Cara dia berbicara, bahkan suaranyapun mirip dengan ibu. Kebiasaan ibu ketika masuk waktu shalat juga saya rasakan pada bibi. Dia selalu mengingatkan saya ,,''Tos shalat teu acan ??'' (artinya : sudah shalat belum ?). Walaupun saya sudah besar, ibu tidak pernah lupa dan tidak pernah bosan untuk mengingatkan kami (saya dan kakak-kakak) akan sembahyang, begitupun dengan bibi terhadap anak-anaknya (dan saya). Ya,, namanya juga suara kandung, jadi sangat mirip sekali. Cuma yang beda, kalau ibu saya jarang bicara, kalau bibi pinter bicara.

Alhamdulillah, dengan adanya bibi didekat saya, rindu terhadap ibu sedikit terobati.

Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta'ala masih memberikan rahmatNya kepada saya dan keluarga saya sehingga bisa tetap berkumpul. Dan juga untuk sobat-sobat yang jauh dari orang tua, mudah-mudahan Allah juga memberikan rahmatNya sehingga bisa tetap berkumpul.

Untuk yang sudah tidak punya orang tua, jangan berkecil hati, mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta'ala Yang Maha Pengasih mempertemukan sobat dengan kelurga di akhirat nanti, dan bisa berkumpul bersama.

Bagi yang masih lengkap dan dekat, jangan sia-siakan Keberadaan mereka. Percayalah, dekat dengan orang tua lebih membahagiakan dibanding jauh.

Ok,, selamat bagi yang telah ''berhasil'' dalam puasa kemarin, yang puasanya tamat, tarawihnya tamat, tadarusannya tamat, dan mendapatkan malam lailatul qadar. Yang puasanya tidak berhasil (,, seperti saya tadarusan gak tamat teraweh gak tamat,,,) mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta'ala memberikan kita kesempatan untuk bertemu lagi dengan Ramadhan, bulan yang penyh berkah di tahun depan,,,

Mangga,,,wilujeng ah,,

Wassalam,,,,



bisnis online no scam

Share this:

Related Posts
Disqus Comments