Senin, 06 Januari 2014

Semua serba naik

Wilujeng wayahkieu sobat semua,,

Satu lagi muncul kabar yang membuat semakin bising situasi negeri ini, KENAIKAN LPG. Hari ini, berbagai media massa, audio, visual, audio visual, media online ramai-ramai ikut bagian memberitakannya. Beragam opinipun bermunculan. Dari mulai masyarakat awam, para pejabat, para wakil rakyat, sampai orang nomor 1, sang Presiden pun angkat bicara. Dan kebanyakan dari mereka menolak kenaikan ini. Dengan kenaikan ini akan diikuti kenaikan barang-barangnya

Di sini, kenaikan barang-barang sudah dimulai dari akhir tahun 2013, salah satu penyebabnya adalah rusaknya jembatan jalur trans yang merupakan jalur utama darat yang menghubungkan antar provinsi di Pulau Kalimantan, yang mana itu merupakan jalur pengiriman barang dari Sampit ke daerah kami, Semenjak itu minyak tanah menjadi barang yang sangat langka. Adapun LPG, tidak banyak yang menggunakannya. Dan sekarang, minyak tanah walaupun ada tapi cuma sedikit, harganya sudah mencapai 13.000 / liter, bahkan ada yang sampai 20rb/liter, dan ketika mau beralih ke gas, justru Pertamina mengumumkan kenaikan.

Sudah menjadi kebiasaan menjelang pergantian tahun yang angkanya semakin bertambah naik, selalu diiringi kenaikan-kenaikan yang lain. Harga kebutuhan pokok pada naik, listrik ? saya tidak tahu naik atau tidak, UMR-pun ikut naik. Tapi sayang, naiknya UMR hanya sebatas angka saja, tidak sedikitpun menambah penghasilan, karena seiring UMR naik, harga-harga ikut naik, bahkan kontrakanpun ikut-ikutan dinaikkan. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan bertambah pula rok-rok yang pada naik lebih tinggi, demi menyeimbangkan kenaikan biaya kebutuhan hidup yang semakin tinggi. UMR naik hanya sebatas angka, hakikatnya sama saja.

Seiring dengan kenaikan, beberapa bidang mengalami penurunan. Tetapi penurunan ini justru menambah kesengsaraan dan keterpurukan. Kenaikan bahan bakar sangat mengancam usaha-usaha kecil dan menengah, sudah dipastikan omset mereka akan menurun, keuntungan akan menurun, yang pada akhirnya tidak mampu menutupi kerugian usahanya, dan terpaksa harus ada yang dikorbankan, PEKERJA. Para pekerja di industri kecil dan menengah akan menjadi korban PHK, yang pada akhirnya negeri inipun akan kebanjiran para pengangguran, semakin turunnya pendapatan masyarakat, dan juga tidak menutup kemungkinan juga akan memperparah penurunan moral sebagian masyarakat, pencuri dimana-mana, PSK merajalela, angka bunuh diri semakin meningkat.

Tidak hanya industri kecil dan menengah, bahkan industri besarpun terkena imbasnya. Seperti di perusahaan tempat saya kerja sekarang, pihak manajemen sudah mulai membuat aturan-aturan baru yang tujuannya untuk menekan serendah mungkin cost pengeluaran karena cost produksi yang merangkak naik, yang imbasnya, terjadi perampingan ditubuh semua departement, lagi-lagi pekerja yang jadi korban. Nambah lagi pengangguran,,,,,,

Entah akan seperti apa nasib masyarakat negeri ini kedepan. Yang pasti kemiskinan akan semakin bertambah dan semakin dalam. Sementara yang kaya akan semakin kaya. Beberapa hari yang lalu saya baca di situs berita online (lupa alamatnya), pihak BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan bahwa angka masyarakat miskin di negeri ini semakin parah, semakin dalam. Sementara di sisi lain, kita semua tahu, para pengusaha besar, justru semakin kaya, dan semakin lebarlah gap yang memisahkan si kaya dan si miskin. Dan di sisi lainnya lagi, para elit politik sibuk untuk melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kekuasaan, tapi saya tidak tahu, sudah berapa banyak cara yang mereka lakukan untuk menuntaskan masalah kemiskinan dan masalah kenaikan biaya kebutuhan hidup.

Akhirnya,,,,

Hanya ada satu pegangan kita untuk tetap terus mampu menghadapi semua ini. Iman dan Taqwa. Hanya inilah yang mampu membuat kita bertahan hidup di negeri ini, negerinya yang dikendalikan para koruptor.

Hmhhhh,,,,,, Negeriku,,, oh,,, negeriku,,


bingung



Wilujeng ah,,,,,,,,

Share this:

Related Posts
Disqus Comments